Untuk orang yang selalu menungguku,
Saat ini aku menulis surat untukmu dengan pikiran melayang terbawa sisa air hujan. Aku tak pernah tahu kapan aku akan siap menerimamu sebagai pasanganku. Mungkin sekarang kamu sudah jenuh menungguku. Aku tak perlu meyakinimu agar terus menungguku, karena aku tau kau pasti dan akan terus menungguku.
Untuk orang yang selalu menyayangiku,
Jagalah hatimu. Perketatlah penjagaanmu itu seperti malam menjaga bulan. Seperti pagi yang selalu menjaga sejuknya udara. Ahh, aku yakin sebenarnya aku tak perlu menulismu surat ini. Karena mungkin surat ini akan beralamatkan tong sampah dan paling tidak disimpan difolder yang tak akan tahu kapan kamu buka kembali sampai debu menyelimutinya. Tapi kau perlu tahu aku juga selalu menyayangimu.
Untuk orang yang selalu mencintaiku,
Bersabarlah. Biarkan sedikit keegoisanku ini akan menjadi suatu yang indah untukmu nantinya. Kita bersama untuk waktu yang lama. Menghabiskan sisa hari tua dengan senandung kenangan yang kita buat hari-hari ini. Bersabarlah karena kesendirian benar-benar menghipnotis hidupku saat ini dengan penuh kedamaian.
Untuk orang yang selalu merindukanku,
Percayalah. Langit pasti rindu ‘kapas putihnya’. Saat kamu mulai manjatuhkan kepalamu di malam hari untuk sebuah mimpi. Percayalah aku selalu merindukan mimpi bersamamu. Agar kita bisa saling melepas rindu tat kala bintang mesra dengan gelapnya malam.
Dan untukmu,
Aku mencintaimu.
28 – 30 Desember 2010
07 : 44 am
No comments:
Post a Comment