BAB 1 PENDAHULUAN
Pada BAB1 penulisan ilmiah berisi latar belakang
masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan metode penulisan serta
sistematika penulisan. Pada bab ini beberapa teori dijelaskan pada latar
belakang masalah, juga alasan dan tujuan dari penulisan ini dijelaskan
pada BAB 1.
Sub bab dari BAB 1 :
A. Latar Belakang Masalah
>> Alasan pemilihan topik pada penulisan ilmiah.
B. Rumusan Masalah
>> Batasan pada penulisan yang akan ditulis pada penulisan ilmiah.
C. Tujuan Penelitian
>> Tujuan dari penelitian yang dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
>> Manfaat apa saja yang didapatkan pada penulisan ini ditulis pada bagian ini.
E. Metode Penelitian
>> Cara yang dilakukan untuk penelitian.
F. Sistematika Penulisan
>> Susunan penulisan pada setiap bab.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori teori dari penelitian yang dilakukan untuk penulisan ilmiah.
BAB 3 METODOLOGI
Bab ini menjelaskan proses penelitian yang dilakukan oleh penili atau penulis.
Sub bab dari BAB 3 :
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Rencana Tindakan
E. Pengumpulan Data
F. Indikator Kerja
BAB 4 PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran tentang penelitian yang dilakukan penulis.
Daftar Pustaka
Berisi :
- referensi buku atau situs yang dipakai sebagai pemandu penulisan.
- simbol-simbol dan gambar yang digunakan
Sumber : http://henindya.blogspot.com/2011/04/kerangka-penulisan-ilmiah.html
Friday, March 29, 2013
Friday, March 22, 2013
Doa Sore Ini
Banyak kata yang terlewatkan karena keegoisan.
Banyak hal yang diabaikan karena keegoisan.
Kecewa hanya sebuah ungkapan yang muncul saat semua kebenaran terlihat.
Tuhan, ikhlaskan hati ini dalam membebaskan hal yang bukan milikku.
Kalau nama itu bukan nama pendamping yang kau tulis untukku kelak, bantulah aku membebaskan pikiranku.
Jangan beri aku penglihatan yang tidak sewajarnya untuk ku lihat.
Jangan beri aku pendengaran yang bukan seharusnya ku dengar.
Semua itu menjadi beban, Tuhan.
Beban yang membuatku kadang putus asa.
Dekatkanlah dia dengan yang memang menjadi takdirnya.
Lembutkanlah dia agar lebih baik menjalani nasibnya.
Dengan doa di sore ini,
Semoga sakit ini perlahan menguapkan dosa-dosa yang ku punya. Amin..
-nebil
Banyak hal yang diabaikan karena keegoisan.
Kecewa hanya sebuah ungkapan yang muncul saat semua kebenaran terlihat.
Tuhan, ikhlaskan hati ini dalam membebaskan hal yang bukan milikku.
Kalau nama itu bukan nama pendamping yang kau tulis untukku kelak, bantulah aku membebaskan pikiranku.
Jangan beri aku penglihatan yang tidak sewajarnya untuk ku lihat.
Jangan beri aku pendengaran yang bukan seharusnya ku dengar.
Semua itu menjadi beban, Tuhan.
Beban yang membuatku kadang putus asa.
Dekatkanlah dia dengan yang memang menjadi takdirnya.
Lembutkanlah dia agar lebih baik menjalani nasibnya.
Dengan doa di sore ini,
Semoga sakit ini perlahan menguapkan dosa-dosa yang ku punya. Amin..
-nebil
Saturday, March 16, 2013
Penalaran, Deduktif, Induktif
Definisi Penalaran
Penalaran merupakan suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yang dapat diambil.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
Ciri-ciri penalaran :
1. Dilakukan dengan sadar
2. Didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. Sistematis
4. Terarah dan bertujuan
5. Menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. Sadar tujuan
7. Premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. Pola pemikiran tertentu
9. Sifat empiris nasional
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Ciri-Ciri Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Penalaran Deduktif Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh Penalaran Deduktif :
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Ciri-Ciri Penalaran Induktif
Penalaran Induktif Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.
Macam – macam generalisasi :
• Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
• Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran Induktif Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Hubungan Sebab Akibat
Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
Jika ada udara, makhluk hidup akan hidup.
KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.
Sumber :
Penalaran merupakan suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yang dapat diambil.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
Ciri-ciri penalaran :
1. Dilakukan dengan sadar
2. Didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. Sistematis
4. Terarah dan bertujuan
5. Menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. Sadar tujuan
7. Premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. Pola pemikiran tertentu
9. Sifat empiris nasional
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Ciri-Ciri Penalaran Deduktif
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian
atau penjelasan khusus
3) Diakhiri dengan penjelasanPenalaran Deduktif Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Penalaran Deduktif Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh Penalaran Deduktif :
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Ciri-Ciri Penalaran Induktif
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan
diakhiri denganpernyataan umum
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulanPenalaran Induktif Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.
Macam – macam generalisasi :
• Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
• Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran Induktif Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Hubungan Sebab Akibat
Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
Jika ada udara, makhluk hidup akan hidup.
KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.
- Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.
- Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/#ixzz1pRmbONbr
http://smileforyourebetterlife.blogspot.com/2011/10/kesalahan-penalaran.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/penalaran-induksi-deduksi/
http://hadasiti.blogspot.com/2012/03/arti-dan-contoh-dari-penaralan-induktif.html
http://elishhaumahu.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif-dan-induktif.html
http://chieuchie.blogspot.com/2011/09/penalaran-deduktif-induktif.html
http://fitridiahworoutam.blogspot.com/2012/09/ciri-ciri-paragraf-deduktif-dan-induktif.html
http://fitridiahworoutam.blogspot.com/2012/09/ciri-ciri-paragraf-deduktif-dan-induktif.html
Subscribe to:
Posts (Atom)